Pada umumnya masyarakat menyadari bahwa fasilitas umum yang menjadi milik bersama terkadang sangat sulit untuk dijaga kebersihan dan kenyamananya. Itu terlihat dari banyaknya Bus Transjakarta yang berjamur alias tidak terawat. Mulai dari segi busnya sendiri sampai jalan dan separator banyak yang rusak.
Pertanyaanya kenapa ya bus tranjakarta sekarang hampir mirip dengan metro mini??
Fasilitasnya aja jarang digunakan, bahkan hampir udah tidak berfungsi. Misalnya seperti AC yang tidak dingin, papan pemberitahuan halte sering tidak di bunyikan, bangku penumpang banyak yang rusak, pintu otomatis banyak yang macet, serta halte yang kotor dan banyak sampah.
Saya pribadi menyadari bahwa angkutan Bus Transjakarta merupakan sarana yang sangat murah dibandingkan angkutan umum lainnya. Tetapi dengan dalih murah seharusnya tidak berarti meminimalkan pelayanan terhadap pengguna Bus Transjakarta.
Saya selalu bertanya-tanya mengapa kondisinya sudah jauh berubah? dan tidak semestinya kondisinya dibiarkan seperti ini.
Beberapa minggu lalu saya pernah mengalami trauma pada saat naik Bus Transjakarta, bus hampir menabrak separator busway dan sopir hampir kehilangan kendali. Ini disebabkan separator mengalami kerusakan yang cukup parah, karena Separator banyak yang rusak sehingga menyisakan banyak material baut yang bisa membahayakan pengendara. Mur dan baut itu setinggi sekitar tujuh sentimeter. Kerusakan itu diakibatkan oleh mobil dan kendaraan lain yang menerobos separator dari jalur busway ke jalan reguler dan sebaliknya. Bukan itu saja, mungkin kejadian ini pernah dialami oleh orang lain pada saat Bus Transjakarta terbakar. Mendengar kejadian itu saja sudah cukup meyakinkan bahwa bus tidak layak jalan. Petugas koordinasi atau maintenance pada kemana semua?? Itu hal yang patut di sesalkan, karena kurangnya kesadaran dari pihak pengelolah.
Seharusnya pemeriksaan dan pembersihan mesin secara berkala bisa dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Selain bus dan jalan, masih ada faktor lain yang bisa dikatakan kurang memadai pada infrastuktur Bus Transjakarta. Masih banyak halte yang rusak oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab dengan cara menyemprotkan cat atau spidol pada dinding dan kaca halte. Sampai sekarang pun, halte itu belum juga dibersihkan. Lalu saya juga melihat halte ditambahkan dengan TV, tapi jarang berfungsi juga. Lebih baik ditambahkan kipas angin, karena kalau kita bayangkan halte bus semakin dipadati penumpang setia pengguna Bus Transjakarta. Hal ini untuk mengurangi hawa panas yang penuh sesak penumpang dan demi kenyamanan pengguna.
Saya benar-benar kecewa dengan Bus Transjakarta, bagaimana kita bisa bersaing dengan negara tetangga, kalau pelayanan dan infrastrukturnya saja sudah tidak memadai. Sementara keselamatan dan kenyamanan penumpang harus menjadi standar pelayanan mutu yang paling utama.